Laporan Hasil Obserasi Tentang
Peniggalan Hindu Di Karangkamulyan

Di Susun Oleh :
|
Editia
|
PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 BANJAR
Jalan KH. Mustofa Telp.
(0265) 741722 Fax. (08265) 744860
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-nya, yang telah melimpah rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang Hasil Obserasi Tentang
Peniggalan Hindu Di Karangkamulyan.
Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari teman- teman sehingga dapt mempelancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Hasil
Obserasi Tentang Peniggalan Hindu Di Karangkamulyan ini dapat memberikan
manfaat maupun insirasi terhadap pembaca.
Banjar, 09 November 2017
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
(Pendahuluan)
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
BAB II
(Permasalahan)
BAB III
(Penutup)
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Sejarah kerajaan
lokal jawa barat, mendengar hal ini kita akan terlintas dalam benak kita
tentang sejarah kerajaan-kerajaan yang namanya di abadikan sebagai nama-nama
jalan di Jawa barat khususnya di Bandung. Sebut saja Pajajaran, Tarumanagara,
dan Sunda yang tidak asing di telinga kita. Namun kerajaan di Sunda tidak
sebatas itu. Ada kerajaan Galuh, Sunda Kawali dan panjalu yang munkin asing di
telinga kita.
Kerajaan Galuh,
kerajaan ini termasuk salah satu kerajaan tertua di tanah pasundan tepatnya
telah ada sebelum adanya kerajaaan Majapahit dan Pajajaran. Peninggalan
kerajaan ini tersimpan dalam cagar budaya yaitu objek wisata budaya Karangkamulyan
atau Ciung Wanara.
Karangkamulyan
atau ciung wanara adalah situs cagar budaya yang isinya berupa peninggalan
kerajaan galuh yang di dalamnya kita dapat mengkaji karakteristik kerajaan
galuh. Tempat ini berada di Ciamis tepatnya di kecamatan Cijeunjing yang
menyajikan panorama yang indah. Tempat ini selain indah dipandang dan
dikunjungi juga kaya dengan wawasan kesejarahan di tatar sunda khususnya wawasan
tentang kerajaan galuh.
Makalah ini akan
mengupas tentang situs cagar budaya karangkamulyan apa saja yang menarik
perhatian kami akan tertuang dan tersusun di dalamnya.
B. Rumusan Masalah
Mencari
tahu situs peninggalan Hindu Di Karangkamulyan!
C. Tujuan
1.
Untuk
menyelesaikan tugas sekolah
2. Mengetahi
sejarah hindu di karangkamulyan
D. Manfaat
Mengetahui Situs Peninggalan Hindu Di Karangkamulyan...!
BAB II
Pembahasan
Karang
kamulyan adalah sebuah situs purbakala bersejarah dan situs arkeologi yang terletak
di desa Karangkamulyan, Cijeungjing, Ciamis, Jawa Barat, Indonesia. Situs ini
merupakan peninggalan dari zaman Kerajaan Galuh yang bercorak Hindu-Buddha.
Penelitian di Kecamatan Cijeungjing
dilaksanakan di Kompleks Karangkamulyan. Kompleks Karangkamulyan secara
administratif berada di Kampung Karangkamulyan, Desa Karangkamulyan, Kecamatan
Cijeungjing. Situs tersebut berada pada koordinat 07°20'54,05'' LS dan 108°29'26,3'' BT (berdasarkan pembacaan
GPS Garmin) dengan ketinggian 70 m di atas permukaan laut.
Keadaan situs berupa hutan seluas sekitar 25,5 hektar pada pertemuan antara Sungai Cimuntur dan Citanduy. Pada saat ini komplek situs di sebelah utara dibatasi jalan raya, sebelah timur Sungai Cimuntur, sebelah selatan Sungai Citanduy, dan sebelah barat komplek rest area. Sungai Cimuntur di sebelah timur situs merupakan kelanjutan yang sebelumnya mengalir di sebelah utara kemudian berbelok ke arah selatan dan bersatu dengan Sungai Citanduy.
Situs Karangkamulyan merupakan kompleks situs yang sekarang sudah dijadikan obyek wisata budaya. Kompleks dilengkapi dengan tempat parkir, warung, dan masjid. Untuk memasuki situs Karangkamulyan melalui pintu masuk yang terdapat di sisi timur halaman belakang tempat parkir. Situs-situs yang terdapat di kompleks ini adalah Pangcalikan, Sipatahunan, Sanghyang Bedil, Panyabungan Hayam, Lambang Peribadatan, Cikahuripan, Panyandaan, Makam Sri Bhagawat Pohaci, Pamangkonan, Makam Adipati Panaekan. Situs-situs tersebut dikelilingi fetur parit dan benteng
Dari sejumlah situs di kompleks Karangkamulyan tinggalan ikonografi ditemukan di situs Pangcalikan. Selain itu di lokasi yang sekarang digunakan sebagai lahan parkir, pernah ditemukan sebuah arca Ganesha. Arca tersebut sekarang disimpan di Museum “Sri Baduga” Bandung. Berikut pemerian temuan yang terdapat di situs Pangcalikan dan arca ganesha yang disimpan di Museum Sri Baduga.
Keadaan situs berupa hutan seluas sekitar 25,5 hektar pada pertemuan antara Sungai Cimuntur dan Citanduy. Pada saat ini komplek situs di sebelah utara dibatasi jalan raya, sebelah timur Sungai Cimuntur, sebelah selatan Sungai Citanduy, dan sebelah barat komplek rest area. Sungai Cimuntur di sebelah timur situs merupakan kelanjutan yang sebelumnya mengalir di sebelah utara kemudian berbelok ke arah selatan dan bersatu dengan Sungai Citanduy.
Situs Karangkamulyan merupakan kompleks situs yang sekarang sudah dijadikan obyek wisata budaya. Kompleks dilengkapi dengan tempat parkir, warung, dan masjid. Untuk memasuki situs Karangkamulyan melalui pintu masuk yang terdapat di sisi timur halaman belakang tempat parkir. Situs-situs yang terdapat di kompleks ini adalah Pangcalikan, Sipatahunan, Sanghyang Bedil, Panyabungan Hayam, Lambang Peribadatan, Cikahuripan, Panyandaan, Makam Sri Bhagawat Pohaci, Pamangkonan, Makam Adipati Panaekan. Situs-situs tersebut dikelilingi fetur parit dan benteng
Dari sejumlah situs di kompleks Karangkamulyan tinggalan ikonografi ditemukan di situs Pangcalikan. Selain itu di lokasi yang sekarang digunakan sebagai lahan parkir, pernah ditemukan sebuah arca Ganesha. Arca tersebut sekarang disimpan di Museum “Sri Baduga” Bandung. Berikut pemerian temuan yang terdapat di situs Pangcalikan dan arca ganesha yang disimpan di Museum Sri Baduga.
1. Ganesha Dari Karangkamulyan di Museum Sri Baduga Bandung
Arca digambarkan duduk di atas lapik berbentuk bulat. Sikap duduk yaitu dengan posisi satu kaki bersila dan kaki yang lain dilipat ke atas. Pada bagian atas kepala arca terdapat semacam tutup kepala. Belalai menjuntai ke kiri. Perut digambarkan buncit. Di bagian dada terdapat upavita berupa tali polos.Tangan berjumlah empat, dua tangan yang belakang patah, sedangkan dua tangan yang lain masing-masing memegang lutut. Tinggi arca 46 cm. Arca Ganesha yang berasal dari Karangkamulyan ini mempunyai bentuk sederha
2. Lambang Peribadatan
Batu yang disebut sebagai lambang peribadatan merupakan sebagian dari
kemuncak, tetapi ada juga yang menyebutnya sebagai fragmen candi, masyarakat
menyebutnya sebagai stupa (kepala candi). Bentuknya indah karena diahiasi oleh
pehatan-pahatan sederhana yang merupakan peninggalan Hindu. Letak batu ini
berada di dalam struktur tembok yang berukuran 3 x 3 m, tinggi 60 cm. Batu
kemuncak ini ditemukan 50 m ke arah timur dari lokasi sekarang. Di tempat ini
terdapat dua unsur budaya yang berlainan yaitu adanya kemuncak dan struktur
tembok. Struktur tembok yang tersusun rapi menunjukkan lapisan budaya
megalitik, sedangkan kemuncak merupakan peningagalan agama Hindu.


BAB III
Penutup
A.
Kesimpulan
Kami
bersama kelompok melakukan observasi ke Karangkamulyan untuk memenuhi tugas
dari sekolah,dan melakukan observasi tentang situs peninggalan Hindu di
Karangkamulyan